Dalam menjalankan bisnis tentu akan membutuhkan suntikan dana segar yang bisa digunakan untuk mengembangkan bisnis yang dimiliki. Sumber pendanaan ini cukup beragam, dan salah satunya dalam bentuk pinjaman.<\/p>\n

Pinjaman di dalam dunia bisnis ternyata terbagi menjadi dua jenis. Pertama Short Term Debt dan yang kedua Long Term Debt.<\/p>\n

<\/p>\n

Apa Itu Short Term Debt?<\/h2>\n

Istilah Short Term Debt tentu tidak asing bagi pelaku bisnis, karena termasuk sumber pendanaan dalam jangka pendek.<\/p>\n

Definisi dari Short Term Debt ini sendiri adalah kewajiban keuangan sebuah bisnis atau perusahaan untuk melunasi pinjaman dalam jangka waktu satu tahun. Sehingga sering pula disebut sebagai sumber pendanaan jangka pendek.<\/p>\n

Meskipun pendanaan ini selalu identik dengan pinjaman sejumlah uang, namun dalam dunia bisnis pinjaman bisa berarti produk non uang.<\/p>\n

Sehingga di dalam Short Term Debt terdapat dua bentuk pinjaman, yakni dalam bentuk dana tunai dan yang kedua dalam bentuk operasional perusahaan atau bisnis.<\/p>\n

Sehingga hutang perusahaan dalam bentuk uang akan muncul ketika perusahaan meminjam dana tunai ke sumber penyedia dana.<\/p>\n

Sedangkan pinjaman dalam bentuk operasional perusahaan akan muncul ketika perusahaan menjalankan kegiatan operasional seperti pada umumnya.<\/p>\n

Jenis-Jenis Short Term Debt<\/h2>\n

Sedangkan untuk Short Term Debt juga diketahui ada beberapa jenis, diantaranya adalah:<\/p>\n

1. Hutang Dagang<\/h4>\n

Hutang dagang masuk ke dalam jenis Short Term Debt karena memiliki jatuh tempo yang singkat. Hutang dagang sendiri merupakan pinjaman seorang pedagang dalam bentuk barang dagangan.<\/p>\n

Setelah laku terjual maka uang hasil penjualan wajib segera dikembalikan kepada pemilik asli dari barang dagangan tersebut.<\/p>\n

2. Utang Wesel<\/h4>\n

Utang wesel biasanya dimiliki sebuah perusahaan, yakni kewajiban perusahaan membayar sejumlah pinjaman yang dibuktikan dengan sebuah surat tertulis.<\/p>\n

Namun informasi di dalam surat tersebut terbatas, misalnya tidak dicantumkan syarat maupun jaminan dari pinjaman yang dilakukan.<\/p>\n

3. Pendapatan di Muka<\/h4>\n

Pendapatan di muka juga termasuk ke dalam Short Term Debt. Yakni pinjaman yang muncul dari konsumen yang membayar atau melunasi harga barang namun belum menerima barang tersebut.<\/p>\n

Bisa terbentuk ketika perusahaan menerapkan sistem PO atau Pre Order, sehingga konsumen membayar dulu dan menerima barang belakangan.<\/p>\n

4. Deviden<\/h4>\n

Deviden merupakan pembagian hasil keuntungan dari pemilik perusahaan kepada para pemilik saham. Pembagian keuntungan ini memiliki nilai berbeda-beda setiap waktunya, dan biasanya dilakukan setahun sekali.<\/p>\n

5. Hutang Biaya<\/h4>\n

Hutang biaya muncul ketika kewajiban membayar hutang sudah dicatat namun belum dilakukan karena tanggal jatuh temponya masih jauh.<\/p>\n

6. Commercial Paper<\/h4>\n

Beberapa perusahaan menerbitkan commercial paper, yakni instrumen pinjaman jangka pendek tanpa adanya jaminan yang diterbitkan oleh sebuah perusahaan.<\/p>\n

Hutang atau pinjaman yang dimiliki perusahaan memang jenisnya cukup beragam. Salah satunya adalah Short Term Debt yang detail informasinya seperti yang dijelaskan di atas.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"","protected":false},"author":1,"featured_media":0,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[11],"tags":[],"yoast_head":"\n