Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/wijayako/public_html/index.php:1) in /home/wijayako/public_html/wp-includes/feed-rss2.php on line 8
Lockdown Archives - PT. WIJAYA KOMUNIKA PAYMENT https://www.wijayakomunika.co.id/tag/lockdown/ PT. WIJAYA KOMUNIKA PAYMENT Thu, 02 Apr 2020 12:24:38 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.4 https://www.wijayakomunika.co.id/wp-content/uploads/2022/03/cropped-logo-32x32.png Lockdown Archives - PT. WIJAYA KOMUNIKA PAYMENT https://www.wijayakomunika.co.id/tag/lockdown/ 32 32 Belajar di Rumah atau Work From Home = Lockdown? https://www.wijayakomunika.co.id/belajar-di-rumah-atau-work-from-home-lockdown/ Wed, 01 Apr 2020 09:27:00 +0000 https://www.wijayakomunika.co.id/?p=1561 The post Belajar di Rumah atau Work From Home = Lockdown? appeared first on PT. WIJAYA KOMUNIKA PAYMENT.

]]>
Pandemi virus corona masih belum berakhir di Indonesia. banyak sektor kena dampaknya, termasuk pendidikan. Jika negara lain telah resmi mengambil kebijakan lockdown, ternyata pemerintah Indonesia belum melakukan tindakan yang sama? Mengapa?

Belajar di Rumah atau Work From Home = Lockdown?

Pengaruh karantina wilayah pada pendidikan di Indonesia

Keputusan lockdown tidaklah mudah. Diperlukan kesiapan matang sebab dampaknya bisa sangat besar. Jika sebuah negara memberlakukan penguncian atau lockdown, berbagai sektor yang melibatkan mobilitas masyarakat akan berpengaruh, tidak hanya ekonomi tetapi juga pendidikan.

Meskipun belum memberlakukan lockdown total, pemerintah telah mengambil langkah yang hampir sama dengan himbauan social distancing dan “di rumah aja” baik untuk bekerja maupun belajar. Sekolah-sekolah dan institusi pendidikan lainnya telah diliburkan. Para siswa diminta untuk belajar dari rumah, didampingi oleh orang tuanya. Proses belajar mengajar dijalankan dengan memanfaatkan jaringan internet, dimana guru atau dosen dapat menyampaikan materi dan tugas melalui Whatsapp dan email serta beberapa aplikasi khusus belajar yang lain.

Jadi, pembatasan interaksi dan pertemuan tatap muka dalam KBM normal sendiri bisa dikatakan lockdown dunia pendidikan. Tentu saja hal ini tentunya sangat berpengaruh, baik secara positif maupun negatif, di antaranya:

  • Meminimalisir potensi penyebaran Covid-19 di sekolah atau kampus. Para siswa dan mahasiswa tidak lagi datang ke kelas dan berkumpul-kumpul.
  • Ada alasan positif bagi anak-anak untuk bisa menggunakan gawai, yaitu untuk menerima materi dari guru, mencari referensi jawaban untuk tugas yang diberikan dan mengumpulkannya kembali. Namun, masih banyak siswa yang mengeluh bahwa gurunya memberi tugas terlalu banyak. Belum lagi kalau ternyata tidak semua bisa mengakses platform belajar online dikarenakan jaringan dan keterbatasan kuota internet. Untuk itu beberapa aplikasi telah bekerja sama dengan Kemendikbud untuk memberikan fasilitas gratis ada peserta didik, seperti Kelas Pintar, Google Indonesia, Quipper, Sekolahmu, Zenius dan Microsoft.
  • Anak menjadi lebih banyak berinteraksi dengan orangtua, karena semua anggota keluarga harus tetap tinggal di rumah. Peran guru di sekolah otomatis digantikan oleh orang tua. Bukan hal mudah apabila mendampingi anak belajar belum menjadi kebiasaan keluarga.
  • Ujian nasional tahun ini ditiadakan walaupun rencananya memang akan dihapuskan di tahun 2021. Kemendikbud menginstruksikan institusi pendidikan untuk memilih dua opsi, yaitu tetap menjalankan ujian sekolah tanpa tes tatap muka atau secara online dan menggunakan nilai 5 semester terakhir (akumulasi) untuk mendapatkan nilai kelulusan siswa.
  • Para siswa dan mahasiswa yang tinggal jauh dari rumah atau kos di daerah zona merah, tidak bisa mudik. Banyak di antara mereka yang kemudian mengandalkan kiriman dana dari kampung halaman untuk bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari selama karantina wilayah.

Beberapa negara di dunia memang telah memberlakukan sistem lockdown. Namun, ada beberapa lain yang memilih tindakan lain, begitupun Indonesia. pemerintah telah menginstruksikan untuk masyarakat agar tetap disiplin mengikuti kebijakan menjaga jarak atau social distancing dan tetap tinggal di rumah atau work and study from home.

The post Belajar di Rumah atau Work From Home = Lockdown? appeared first on PT. WIJAYA KOMUNIKA PAYMENT.

]]>
Indonesia tanpa Lockdown, Mengapa? https://www.wijayakomunika.co.id/indonesia-tanpa-lockdown-mengapa/ Wed, 01 Apr 2020 09:19:00 +0000 https://www.wijayakomunika.co.id/?p=1550 The post Indonesia tanpa Lockdown, Mengapa? appeared first on PT. WIJAYA KOMUNIKA PAYMENT.

]]>
Istilah lockdown sangat sering dielu-elukan oleh sebagian masyarakat saat ini. Bahkan di sosial media, banyak sekali orang yang menyerukan agar pemerintah segera melakukan kebijakan tersebut. Memang, apa sih yang dimaksud dengan lockdown dan bagaimana pengaruhnya terhadap perekonomian di Indonesia?

Indonesia tanpa Lockdown, Mengapa

Dampak lockdown bagi ekonomi Indonesia

Lockdown, dalam konteks wabah virus corona atau covid-19 saat ini, berarti sebuah kondisi dimana mobilitas masyarakat dibatasi. Mereka tidak diperbolehkan untuk keluar meninggalkan rumah. Aktivitas di luar harus melalui izin terlebih dahulu atau hanya pada saat ada keperluan yang sangat mendesak.

Di Indonesia, istilah lockdown lebih dikenal dengan kata “stay at home” atau “di rumah aja”. Anda bisa melihat banyak postingan di sosial media yang menggunakan tagar tersebut. Masyarakat dianjurkan untuk bekerja dan belajar di rumah. Bagi para siswa, mungkin tidak sulit mengikuti kegiatan belajar di rumah dengan panduan orang tua atau terkoneksi internet dan gabung kelas-kelas online. Namun, bagaimana dengan para pekerja yang harus mencari nafkah di luar dan tidak bisa duduk diam di depan laptop atau handphone untuk melakukan pekerjaannya?

Meskipun di banyak negara, kebijakan lockdown terbukti mampu mengendalikan penyebaran Covid-19, tetapi di Indonesia sendiri pemerintah belum melakukan hal yang sama. alasannya yaitu:

  • Jumlah pekerja atau pencari nafkah informal di Indonesia mencapai 60-70%, dimana mereka mencari pendapatan harian. Jika terjadi lockdown, maka kemungkinan mereka tidak dapat bekerja dan membeli kebutuhan sehari-hari.
  • Distribusi barang dan jasa akan terganggu, apalagi masyarakat cenderung mengalami panic buying. Mereka yang memiliki banyak uang akan dengan mudah membeli produk sebanyak-banyaknya untuk persediaan pribadi dan bahkan ada yang menimbun untuk kemudian dijual lagi dengan harga tinggi. Bagaimana dengan rakyat kecil yang pendapatannya lebih kecil atau bahkan tidak menentu?
  • Bisnis di bidang transportasi tidak luput dari dampak. Kebijakan lockdown akan menghentikan mobilitas masyarakat sehingga mereka tidak lagi menggunakan jasa transportasi untuk pergi ke tempat lain.
  • Kurangnya sumber daya manusia untuk pengiriman logistik kebutuhan pokok apabila diberlakukan lockdown. Walaupun pemerintah sudah mengklaim tentang ketersediaan dana, tetapi kekurangan SDM masih menjadi tantangan yang dipertimbangkan saat ini.

Social distancing atau menjaga jarak saat ini masih menjadi solusi alternatif lockdown (karantina wilayah) di Indonesia. Pemerintah menghimbau agar masyarakat tetap patuh pada kebijakan tersebut. Apalagi pada momen menjelang bulan puasa dan lebaran, para perantau diharapkan untuk tidak mudik terlebih dahulu hingga suasana kondusif, demi melindungi kesehatan keluarga yang di kampung, terutama para lansia yang termasuk kelompok resiko tinggi terdampak virus corona karena daya tahan tubuhnya yang lemah.

Selain social distancing, kebijakan stay at home (di rumah aja) juga diberlakukan. Tentu saja, hal ini masih sulit dilakukan sebab ada banyak masyarakat yang mengandalkan pendapatan harian. Makanya, pemerintah melakukan langkah-langkah lanjutan seperti membebaskan PPH pekerja selama masa pandemi dan memberi keleluasan penundaan bayar hutang. Diharapkan seluruh lapisan masyarakat untuk juga bekerja sama dan mematuhi instruksi pemerintah agar wabah lekas berakhir dan ekonomi kembali membaik.

The post Indonesia tanpa Lockdown, Mengapa? appeared first on PT. WIJAYA KOMUNIKA PAYMENT.

]]>