Berikut adalah daftar organ di dalam tubuh yang diketahui mengalami perubahan ketika menjalani puasa:
Ketika menjalani ibadah puasa maka selama beberapa jam lambung akan berada dalam kondisi setengah kosong atau bahkan lebih. Kondisi ini membuat produksi asam di lambung mengalami penurunan.
Tujuannya adalah untuk memastikan dinding lambung tidak teriritasi karena produksi asam lambung yang berlebih. Tentunya perlu diimbangi pula dengan pola makan sehat, untuk mencegah kenaikan asam lambung.
Ibadah puasa perlu diakui membuat mulut dalam belasan jam tidak mengunyah apapun dan tidak dilewati oleh cairan dari apa yang diminum. Meskipun begitu di dalam mulut produksi air liur masih tetap berjalan, sehingga mencegah bakteri di dalam mulut berkembang berlebihan.
Hanya saja agar air liur dapat diproduksi secara cukup perlu minum yang cukup dan mengkonsumsi makanan sehat saat buka dan sahur.
Selama berpuasa tubuh akan mencari sumber energi selain dari makanan yang masuk, karena asupan makanan ini akan terhenti selama 13 sampai 14 jam. Kondisi ini membuat organ liver kemudian bekerja membakar cadangan glukosa di dalam liver itu sendiri untuk diubah menjadi energi.
Kantung empedu juga diketahui mengalami perubahan saat menjalankan ibadah puasa, yakni menjadi lebih pekat dibanding hari-hari biasa. Rupanya kondisi ini menguntungkan karena kantung empedu dipersiapkan tubuh untuk memecah lemak yang masuk ke tubuh saat berbuka.
Pankreas diketahui sebagai organ di dalam tubuh yang bertugas memproduksi hormon insulin. Insulin berperan memecah glukosa dalam darah, hanya saja saat tubuh berpuasa pankreas berhenti sejenak memproduksi insulin. Sebagai gantinya, pemecah glukosa dilakukan oleh organ liver.
Baik usus besar maupun usus kecil juga mengalami perubahan signifikan saat berpuasa. Asupan makanan yang terbatas selama puasa membuat penyerapan nutrisi di usus kecil terhenti sejenak, dan akan bergerak normal setiap empat jam.
Sedangkan di usus besar terjadi penyerapan air yang tidak kontinyu namun tetap terkontrol karena asupan cairan yang masuk saat berpuasa ikut berkurang.
Perubahan yang terjadi di dalam organ tubuh selama berpuasa tidak berdampak buruk pada kesehatan, malah terjadi sebaliknya. Banyak organ yang kemudian bekerja lebih ringan sehingga lebih kuat dan sehat. Efeknya pun dapat dirasakan oleh seseorang yang berpuasa, tubuhnya akan tetap bugar dan kuat meskipun seharian tidak makan dan minum.
The post Organ Tubuh yang Mengalami Perubahan saat Berpuasa appeared first on PT. WIJAYA KOMUNIKA PAYMENT.
]]>Hukum mengenai boleh tidaknya membatalkan puasa ketika jatuh sakit di tengah ibadah puasa wajib, dijelaskan di dalam Surat Al-Baqarah ayat ke 185 yang memiliki arti:
“Dan barangsiapa yang sakit atau sedang di dalam sebuah perjalanan lalu ia berbuka, maka wajib baginya untuk berpuasa sebanyak hari-hari yang ditinggalkan di hari yang lain”.
Melalui surat ini jelas disebutkan bahwa dalam agama Islam ketika sakit maka terdapat keringanan yakni boleh berbuka. Atau membatalkan puasa yang tengah dijalankan, karena tetap harus mengutamakan keselamatan dan kesehatan diri. Meskipun diperbolehkan untuk membatalkan puasa, namun wajib diganti atau di qadha di hari lain.
Yakni di hari-hari dimana tidak diharamkan untuk menjalankan ibadah puasa, lebih detailnya adalah di luar hari raya baik itu Idul Fitri maupun Idul Adha dan juga pada hari tasyrik.
Diluar hari tersebut maka hutang puasa selama sakit tadi bisa dibayarkan. Pastikan untuk mengingat jumlah hari berbuka selama sakit, sehingga bisa dibayarkan lunas selepas bulan Ramadhan.
Meskipun di dalam surat Al-Baqarah di atas disebutkan bahwa boleh berbuka saat sedang sakit atau sedang dalam perjalanan. Namun tidak serta merta seseorang yang mengeluh sakit kemudian bisa membatalkan puasanya. Terdapat sejumlah kondisi yang dimana kondisi sakit yang dialami masuk kategori boleh berbuka, yakni:
Kondisi sakit yang pertama yang boleh berbuka adalah mengalami sakit sampai menyebabkan pingsan. Ketika pingsan dialami sejak siang hari sampai waktu menjelang berbuka, maka masih terhitung berpuasa atau tidak batal. Namun jika pingsan sejak subuh sampai waktu berbuka maka wajib diganti di hari lain.
Meskipun demikian, ada baiknya jika memang sakit yang dialami tidak tertahankan sekalipun tidak sampai pingsan. Alangkah lebih baik jika berbuka dibanding harus dilarikan ke rumah sakit.
Apabila sakit yang dialami disebabkan oleh pekerjaan yang berat maka bisa dibatalkan dan kemudian diganti di hari lain. Namun pekerjaan berat yang menyebabkan pelakunya berbuka sebaiknya merupakan pekerjaan vital. Misalnya saja ketika tidak dikerjakan maka orang yang bersangkutan tidak bisa makan atau kelaparan.
Agama Islam adalah agama yang manusiawi, sekalipun terdapat sejumlah ibadah yang hukumnya wajib namun pada dasarnya cukup fleksibel. Salah satunya ibadah puasa di bulan Ramadhan, yang ketika sedang sakit maka diperbolehkan berbuka untuk kemudian diganti di hari lain sesuai penjelasan di atas.
The post Hukum Berpuasa Saat Jatuh Sakit appeared first on PT. WIJAYA KOMUNIKA PAYMENT.
]]>